Sambil menunggu antrian ke dokter gigi, saya duduk di sebuah bangku panjang sambil sibuk bermain ponsel. Dari seberang bangku tempat saya duduk, menunggu juga seorang ayah dengan kedua anaknya.
Ada yang mencuri perhatian saya saat mendengar bapak itu berbicara ke salah satu anaknya. Rupanya anak laki-laki itu baru saja membuka bungkus makanan yg dia bawa sejak datang, lalu membuang sampahnya sembarangan. Bapak itu dengan sigap, menegur si anak
"Ayo buang sampah di tempatnya, jangan sembarangan. Cari tempat sampahnya!"
Anak laki-laki yang mungkin usianya sekitar 5 tahun itu kemudian memungut sampah yang dia jatuhkan ke lantai dan membawanya ke tempat sampah yang berada tidak jauh dari ruang kami menunggu.
Kagum
Kesadaran yang bapak tersebut tanamkan ke anaknya pasti sedikit-banyak membentuk karakter si anak. Bagaimana cara kita bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan, berani memperbaiki, dan yang paling penting adalah belajar tentang disiplin dan kebersihan.
Walau pun belum jadi orang tua, saya sering memperhatikan bagaimana orang-orang di sekitar yang sudah lebih dulu dititipi keturunan mendidik anak-anak mereka. Tentu tidak ada orang tua yang sempurna untuk dijadikan panutan satu-satunya. Semua memiliki nilai positif dan negatifnya masing-masing tanpa perlu saling menghakimi. Namun saya yakin bekal edukasi bukan hanya soal meraih nilai tertinggi di sekolah. Nilai kehidupan seperti tata krama, disiplin, kemandirian, keberanian, dan sportivitas tidak kalah penting untuk disemai sejak dini.
Hal tersebut adalah bekal untuk anak saat dewasa nanti agar mampu menjalani hidup sebagai makhluk individu sekaligus sosial yang baik.
No comments:
Post a Comment