Apr 11, 2013

Sebab Senyum Kami.

Senyum sumringah langsung tersungging di bibir saya sewaktu mendengar ibu dan ayah setuju dengan rencana temu keluarga yang telah saya dan R susun. Beberapa minggu lalu, kami telah sepakat untuk mengabari kedua orangtua kami tentang niat kami untuk membawa hubungan yang sudah berjalan hampir dua tahun ini ke jenjang yang lebih serius lagi, yaitu pernikahan.

Banyak yang kami pertimbangan, mengenai kesiapan kami secara mental, fisik, hingga finansial, sebab menurut kami berdua menikah adalah momentum yang sakral dan (inshaLlah) untuk pertama dan terakhir kali dalam hidup kami.


Secara usia, kami merasa sudah cukup dewasa untuk memilih pasangan yang akan mendampingi hidup kami hingga akhir zaman nanti. Proses pengenalan pun telah kami jajaki beberapa bulan terakhir ini. Bukan sekedar pengenalan pasangan saja, tetapi pengenalan diri kami masing-masing. Bukan sekedar “sudah pantaskah dia mendampingi saya hingga maut memisahkan?” saja, tetapi lebih pada “sudahkah saya pantas mendampingi dia?”
Dengan berbagai pertimbangan yang masih tergoda perasaan ragu, dengan berbagai cobaan yang tidak pernah berhenti untuk menggoyahkan kami, dengan berbagai perbincangan yang terkadang membawa kami pada kebuntuan. Kami dengan yakin membawa niat baik ini kepada ibu dan ayah. Cinta pun bersambut restu.


Tidak ada benturan restu yang harus kami terobos, ibu dan ayah mendukung rencana kami. Sekelebat sinar pun mulai masuk ke dalam gudang mimpi kami.

Belum tahun ini.
Dengan beberapa masukan serta wejangan dari ayah dan ibu, bulan pun telah kami pilih. Juni akan menjadi saksi perkenalan keluarga dan bertautnya ikatan teman istimewa menjadi sebuah lamaran resmi dari R. Jika Allah merestui, maka Januari 2014 kami akan bersanding di depan penghulu untuk mengokohkan cinta kami.

Kami memohon doa untuk kelancaran impian kami. Restu dan doa kalian adalah alasan senyum kami saat ini dan nanti.

XO,
L


No comments: