Salam,
Setelah beberapa minggu sibuk dengan berbenah rumah, akhirnya kembali punya waktu senggang untuk menulis. Senangnya.. karena menulis, membaca, sudah seperti me-time buat saya. Yah, walau bukan pekerja kantor, tapi rasanya pekerjaan rumah pun tidak ada habisnya.
Selama proses pindah rumah, banyak pengalaman dan pelajaran untuk saya dan suami. Mulai dari pelajaran tentang bangunan dan dekorasi rumah, sampai hal-hal kecil seperti peka dengan lingkungan dan terus menambah rasa syukur. Jujur saja, saya sangat menikmati dapat pelajaran seperti itu karena mungkin tidak semua orang diberi nikmat oleh Allah dengan rasa peka.
Syukur dan peka adalah nikmat.
Dengan rasa peka yang diberikan Allah, kita dapat mensyukuri hal yang bahkan bagi sebagian orang sepele. Bukan berapa banyak uang yang dimiliki, tapi kita sudah bisa berbagi berapa banyak dengan yang membutuhkan. Bukan seberapa pintar kita saat ini, namun sudah cukupkah kita memberi manfaat pada sekeliling kita. Syukur bukan hanya untuk sesuatu yang sekunder dan tersier.
Jika hanya ingin menyalahkan hidup dan berdiri di sudut pandang yang jauh dari syukur, rasa puas tentu saja tidak akan pernah ada. Di saat tetangga bisa jalan-jalan setiap akhir pekan tapi kita "hanya" diam di rumah dan tidak bisa kemana-mana, bersyukurlah masih punya waktu istirahat. Tidak sedikit orang yang masih harus berkerja di akhir pekan. Ketika masih terlilit banyak hutang pun, tetaplah bersyukur karena paling tidak Allah memberi kemampuan dan kesehatan untuk mencari berkah supaya bisa melunasi tanggungan tersebut. Bayangkan saja, orang lain yang dalam kondisi ekonomi serupa, diuji pulang dengan kesehatan yang buruk. Naudzubillah..
Saya masih belajar dan terus belajar untuk mengasah kepekaan sebagai manusia. Semoga jadi bekal yang cukup untuk bisa bermanfaat bagi banyak orang.
AK
No comments:
Post a Comment